Pantai Watu Maladong, Dijaga Siluman Karang Penyu Raksasa

0
1960

Pantai Watu Maladong tampil Unik dengan deretan gugusan batu karang raksasa dan tebing-tebing yang menjulang tinggi disepanjang pantai. Bahkan ada salah satu batu karang yang bentuknya seperti rumah adat Sumba dengan empat tiang penyangga.

Panorama palingmenonjol di pantai ini adalah pulau-pulau karang mini yang terpencar dari induknya. Pulau-pulau karang bak hidup dengan tutupan tumbuhan hijau dipuncaknya. Tumbuhan itu adalah tetumbuhan adaptif, bertahan dicelah-celah karang dan memberi warna kehidupan misterious di permukannya.

Pemandangan indah nan apik dapat diamati dengan jelas dan puas dari sisi tepian pantai Watu Maladong. Pantai dengan bongkahan batu-batu besar dan nyaman untuk bersantai ria. Lokasi ini pun ideal dimanfaatkan untuk melahap bekal makanan yang pengunjung bawa.

Tekstur dari beberapa batu karang yang ada di pesisir pantai ini berbentuk menyerupai pintu gua dengan hiasan cela-cela kecil. Sedangkan sisi lainnya menjulang tinggi layaknya batu karang raksasa yang usianya tak termakan oleh hempasan ombak.

Pada bagian bawah bongkah batu karang ini terdapat celah-celah kecil, yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia. Pada celah-celah batu karang inilah para pengunjung dapat menjadikannya sebagai salah satu spot foto terbaik.

Lokasi Pantai Watu Maladong

Pantai Watu Maladong terletak di Desa Panenggo Ede, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lokasi indah ini berjarak atau sekitar 57 kilometer dari pusat kota Tambolaka.

Rute Menuju Pantai Watu Maladong

Untuk bisa tiba di Pantai Watu Maladong juga tidak terlalu sulit. Pengunjung dari luar Sumba bisa menggunakan pesawat dengan rute ke Tambolaka. Pesawat dari Jakarta akan mendarat di Bandar Udara Tambolaka, setelah transit dan berganti pesawat dengan yang berbaling-baling di Bandara Ngurah Rai Denpasar.

Dari Bandara Tambolaka jarak ke pantia ini sudah tidak terlalu jauh. Pengunjung bisa menggunakan angkutan umum atau menyewa kendaraan pribadi.

Jika memilih menggunakan angkutan umum, pengunjung bisa naik mini bus yang menuju kearah Walandimu. Letak pantai ini lumayan terpencil sehingga tidak ada angkutan umum yang melayani tujuan hingga ke pantai ini.

Karena itu, maka setelah turun dari Bis di Walandimu, perjalanan dilanjutkan  dengan menggunakan ojek motor hingga ke Pantai Watu Maladong.

Jam Buka Pantai Watu Maladong

Pantai Watu Maladong , secara teknis terbuka 24 jam sepanjang pekan untuk dikunjungi. Dengan demikian pengunjung bisa leluasa mengatur waktunya sesuai dengan kesempatan yang dimiliki.

Namun demikian tidak disarankan untuk berkunjung di saat hari sudah gelap. Selain faktor hambatan untuk menikmati keindahan panorama, juga karena kurangnya penerangan di lokasi maupun di jalur menuju lokasi.

Tiket Pantai Watu Maladong

Pengunjung yang ingin datang dan mengagumi keindahan Panorama Pantai Watu Maladong, tidak dipungut bayaran tiket masuk. Jadi pengunjung hanya perlu menyiapkan biaya transportasi saja.

Daya Tarik Pantai Watu Maladong

1. 5 Karang Raksasa

Sebelum sampai ke Pantai, dari pinggir tebing pengunjung sudah dapat melihat air sungai mengalir ke muara, bertemu dengan 5 gugusan karang besar dan kecil.

Sebuah bukit karang besar berada tepat di muara sungai. Ada beberapa lubang di bagian bawah karang akibat terus tergerus ombak. Bila dilihat dari sudut yang tepat, bukit itu seperti memiliki kaki. Bagian atas bukit yang bulat menyerupai cangkang penyu.

Jika datang pada sore hari, pengunjunga kan disuguhkan batu-batu yang tersebar di pinggiran sungai licin dan berlumut. Tampaknya bebatuan itu adalah tanda air sedang bakering (surut dalam bahasa setempat).

Pasir putih di pinggir sungai sangat lembut. Saat dipijak, kaki langsung melesak sampai betis. Pengunjung bagaikan terdorong berendam-rendam sebentar di air yang jernih dan tak ada sampah. Namun sebaiknya hati-hati, karena sungai itu mengalir. Salah-salah bisa hanyut disambut ombak besar yang menggulung di ujung muara.

Saat air masih bakering, pengunjung bisa berjalan menyusuri pantai memutari karang raksasa yang berdinding tegak lurus. Garis-garis dan perbedaan warna pada dinding menunjukkan batas-batas air. Bagi pengunjung yang punya nyali, dan suka adrenalin, bisa mencoba memanjat karang raksasa itu.

2. Legenda Siluman Penyu

Masyarakat setempat menganggap pantai ini angker, karena konon pada zaman perang, musuh yang tertangkap dibunuh lalu dibuang ke sungai yang arusnya mengalir membawa mayat ke muara. Ada juga legenda tentang karang yang berbentuk mirip cangkang penyu.

Masyarakat setempat percaya bahwa batu karang itu dulunya adalah seekor penyu ajaib yang bisa berbicara. Penyu itu membantu seorang petani menyeberangi muara sungai dari pulau Sumba ke pulau seberang.

Petani itu mencari jejak Numbu Ranggata, tombak leluhurnya yang tertancap di perut babi yang kerap merusak kebunnya. Babi yang terluka itu lari, jejak darahnya hilang di tepi pantai. Saat petani bingung, datang seekor penyu yang bisa berbicara mengatakan bahwa apa yang dicari petani ada di pulau seberang.

Naiklah petani ke punggung penyu dan mereka pun berenang menyeberang. Sesampainya di pulau seberang, petani bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan bahwa babi perusak kebunnya adalah babi jadi-jadian. Orang yang memiliki ilmu dan bisa berubah menjadi babi.

Kala itu tersiar pula kabar, ada kepala suku yang sedang sakit. Walau sudah banyak dukun dan orang pintar yang mengobati tapi luka di perut nya tak kunjung sembuh.

“Apakah bapak tertikam tombak?” tanya petani saat datang bertemu Kepala Suku. Kepala suku dan keluarganya tak menyangka ada yang mengetahui penyebab penyakitnya. Kepala suku pun berjanji memberikan apa saja, bila petani bisa menyembuhkan luka.

Petani sudah dibekali nenek dengan ramuan obat. Dilumurkanlah ramuan itu pada luka di perut Kepala Suku. Petani pun teringat pesan nenek sebelum ia berangkat, “Bila Kepala Suku berhasil kau sembuhkan dan ia menawarkan imbalan, selain meminta tombak Numbu Ranggata milikmu kembali, kau minta juga Watu Malandong miliknya.

Luka Kepala Suku sembuh seketika. Tapi mendengar permintaan petani Kepala Suku mendadak murka. Dari mana pula petani itu tahu harta berharga miliknya? Kepala Suku mengajak petani beradu ilmu. Tapi ternyata, sebagai pewaris tombak Numbu Ranggata, petani bisa mengalahkan Kepala Suku.

Petani kembali diantar penyu raksasa menyeberang pulang ke desanya. Membawa Watu Maladong di genggamannya. Tiga buah batu yang bisa menciptakan sumber air, menumbuhkan padi, jagung, dan jewawut yang niscaya membawa kemakmuran di tanah kelahirannya

Objek Wisata Dekat Pantai Watu Maladong

Selain Pantai Watu Maladong, Sumba Barat Daya juga memiliki pantai karang lain. Salah satu yang populer adalah Tanjung Mareha. Tanjung ini dekat dengan Pantai MBawana. Tanjung ini memiliki sebuah tebing-tebing besar yang mempunyai keindahan dan pemandangan yang luar biasa.

Dari atas tebing dengan rerumputan hijau ini Pengunjung bisa melihat salah satu ikon dari Pantai Mbawana yaitu karang bolong. Salah satu pemandangan magis di pantai berbatu ini adalah saat matahari terbit atau matahari terbenam.

Walau Sumba terkenal sebagai daerah beriklim Sabana Tropis, namun Sumba Barat Daya memilki wisata air terjun. Objek wisata itu adalah Air Terjun Waikelo Sawah, yang merupakan sumber air di Sumba yang tidak pernah kering. Terletak di daerah dengan topografi perbukitan dan lokasi sejuk, menambah pesona lokasi ini. Sumber airnya dari sungai bawah tanah.

Demikian sekilas gambaran pesona yang dimiliki Pantau Watu Maladong. Tentu saja yang bisa kami ceritakan ini hanya sebagian kecil saja dari pesona lokasi ini. Masih ada banyak sensasi yang bisa anda peroleh dengan mendatangi langsung lokasi ini.

sumber : https://www.nativeindonesia.com/pantai-watu-maladong/

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini